Oleh M. Ninik Handayani, S.Psi.
Hidup
manusia ditandai oleh usaha-usaha pemenuhan kebutuhan, baik fisik,
mental-emosional, material maupun spiritual. Bila kebutuhan dapat dipenuhi
dengan baik, berarti tercapai keseimbangan dan kepuasan. Tetapi pada
kenyataannya seringkali usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut mendapat
banyak rintangan dan hambatan.
Tekanan-tekanan
dan kesulitan-kesulitan hidup ini sering membawa manusia berada dalam keadaan
stress. Stress dapat dialami oleh segala lapisan umur.
Stress
dapat bersifat fisik, biologis dan psikologis. Kuman-kuman penyakit yang
menyerang tubuh manusia menimbulkan stress biologis yang menimbulkan berbagai
reaksi pertahanan tubuh. Sedangkan stress psikologis dapat bersumber dari
beberapa hal yang dapat menimbulkan gangguan rasa sejahtera dan keseimbangan
hidup.
SUMBER STRESS
Sumber stress dapat digolongkan dalam
bentuk-bentuk:
1. Krisis
Krisis adalah perubahan/peristiwa yang
timbul mendadak dan menggoncangkan keseimbangan seseorang diluar jangkauan daya
penyesuaian sehari-hari. Misalnya: krisis di bidang usaha, hubungan keluarga
dan sebagainya.
2. Frutrasi
Frustrasi adaah kegagalan dalam usaha
pemuasan kebutuhan-kebutuhan/dorongan naluri, sehingga timbul kekecewaan.
Frutrasi timbul bila niat atau usaha seseorang terhalang oleh
rintangan-rintangan (dari luar: kelaparan, kemarau, kematian, dan sebagainya
dan dari dalam: lelah, cacat mental, rasa rendah diri dan sebagainya) yang
menghambat kemajuan suatu cita-cita yang hendak dicapainya.
3. Konflik
Konflik adalah pertentangan antara 2
keinginan/dorongan yaitu antara kekuatan dorongan naluri dan kekuatan yang
mengenalikan dorongan-dorongan naluri tersebut.
4. Tekanan
Stress dapat ditimbulkan tekanan yang
berhubungan dengan tanggung jawab yang besar yang harus ditanggungnya. (Dari
dalam diri sendiri: cita-cita, kepala keluarga, dan sebagainya dan dari luar:
istri yang terlalu menuntut, orangtua yang menginginkan anaknya berprestasi).
AKIBAT STRESS
Akibat
stress tergantung dari reaksi seseorang terhadap stress. Umumnya stress yang
berlarut-larut menimbulkan perasaan cemas, takut, tertekan, kehilangan rasa
aman, harga diri terancam, gelisah, keluar keringat dingin, jantung sering
berdebar-debar, pusing, sulit atau suka makan dan sulit tidur). Kecemasan yang
berat dan berlangsung lama akan menurunkan kemampuan dan efisiensi seseorang
dalam menjalankan fungsi-fungsi hidupnya dan pada akhirnya dapat menimbulkan
berbagai macam gangguan jiwa.
REAKSI TERHADAP STRESS
Reaksi seseorang terhadap stress
berbeda-beda tergantung dari:
1.
Tingkat kedewasaan kepribadian
2.
Pendidikan dan pengalaman hidup seseorang
Reaksi psikologis yang mungkin timbul
dalam menghadapi stress:
1.
menghadapi langsung dengan segala resikonya.
2.
menarik diri dan tak tahu menahu tentang persoalan yang dihadapinya/lari dari
kenyataan.
3.
menggunakan mekanisme pertahanan diri.
PENANGGULANGAN STRESS
1. Mengenal dan menyadari sumber-sumber stress.
2. Membina kedewasaan kepribadian melalui pendidikan
dan pengalaman hidup.
3. Mengembangan hidup sehat. Antara lain dengan cara:
merasa cukup dengan apa yang dimilikinya, tidak tergesa-gesa ingin mencapai
keinginannya, menyadari perbedaan antara keinginan dan kebutuhan, dan
sebagainya.
4. Mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk
segala sesuatu yang terjadi dengan tetap beriman kepadaNYa.
5. Minta bimbingan kepada sahabat dekat, orang-orang
yang lebih dewasa, psikolog, orang yang dewasa rohaninya, dan sebagainya).
6. Hindarkan sikap-sikap negatif antara lain:
memberontak terhadap keadaan, sikap apatis, marah-marah. Hal-hal tersebut tidak
menyelesaikan masalah tetapi justru membuka masalah baru.
Selamat mencoba ..........