Oleh: Ndang Taryana
Menjadi seorang yg beragama Islam, sudah seharusnya kita taat aturan dan perintah Nya.
Solat,zakat ,puasa dan ibadah lainnya harus kita laksanakan. Tidak melakukan atau menjauhi apa apa yang di larang itu juga harus kita lakukan. Sebagai sebuah ketaatan kepada Allah yang telah menciptakan kita sebagai hamba Nya.
Ketika ketaatan sudah kita lakukan, berarti kita sudah dengan benar menjadi seorang muslim. Dalam Islam bukan hanya aturan hubungan kita dengan Allah yg diajarkan, bahkan hubungan kita dengan manusia lainnya Islam menempatkan itu menjadi bagian terpenting dalam sebuah ajaran. Setelah kita sudah belajar pada bab ibadah kepada Allah dan kita mengaplikasikannya dalam ketaatan beribadah,bukan serta merta kita selesai belajar.
Geser sedikit level belajar kita, masuk ke bab selanjutnya.
Belajar perbandingan Mazhab......
Apa kah penting belajar perbandingan Mazhab ??
Tentu itu menjadi sangat penting, terlebih wajib belajar bagi seorang muslim bisa dikatakan selesai ketika nyawa sudah tidak dikandung badan.
Belajar perbandingan Mazhab menjadi sangat penting,karena belakang ini kita sering menemukan bahkan menjadi sangat populer seorang muslim yang terlihat alim ,tapi mudah menyalahkan atau mencap kafir terhadap sesama muslim lainnya .
Hanya karena mereka menganggap ritual yang dilakukan sebagian sodaranya, tidak sesuai sunah. Tentu itu sangat berbahaya dan tidak elok dilakukan oleh seorang muslim. Pelajaran dasar Islam dan keimanan, hingga menjadikan kita muslim yang taat. Saya mengkategorikan itu sebagai kelas 1 dalam perjalanan beragama.
Menghormati perbedaan Mazhab saya kategorikan sebagai kelas 2.
Apakah setelah kita taat aturan dan beragama dalam harmonis dengan saudara muslim lainnya lalu kita selesai belajar ?
Tentu belum selesai.
Kita akan naikan kelas dalam perjalanan Beragama kita.
Tingkat /kelas 3 saya menyebutnya .
Nyaitu belajar merasa, peka atau menggunakan rasa.
Karena bagi saya tingakatan ini tidak kalah penting ,bahkan sangat penting untuk kita pelajari lalu kita amalkan. Tidak sedikit dari sodara kita yg sudah lulus kelas satu dan naik ke kelas dua, mereka berhenti di situ. Hingga melahirkan muslim taat dan harmonis tapi tidak peka terhadap kondisi sosial lingkungannya bahkan kondisi kehidupan sodaranya.
Tidak jarang orang seperti ini sangat banyak berfikir dan menghitung-hitung ketika hendak beramal atau membantu sodara muslim lainnya apalagi sesama manusia. Dan orang dengan tingkatan kepekaan yang lemah dakwah mereka sangat menyakitkan hati orang lain.
Mengutip perkataan seorang ulama hikmah AA Gym "(Kebenaran yang paling benar adalah kebenaran yang tidak menyinggung. Kebenaran yang paling benar adalah kebenaran yang tidak menohok, Tidak menohok itu hatinya harus tulus)”
Sampaikan lah kebenaran itu walau pahit bagimu (Bagimu bukan bagi orang lain ya)
Jadi alangkah baiknya pendekatan dakwah kita dengan ahlak yg mulia, dengan sikap lemah lembut." Ya walau ada pengecualian untuk objek dakwah yang mengharuskan menggunakan sikat lebih keras". Orang yang tidak menghadirkan kepekaan dalam beragamanya dan berkehidupan, orang seperti itu akan kehilangan kewibawaan.
Hilangnya kepekaan sesungguhnya akan menggiring kita dalam lingkaran dosa.
Contoh: seorang muslim yang taat dan sangat alim, dan pada tingkat mengaharamkan musik.
Tentu muslim ini sangat luar biasa, karena sudah sampai pada tingkatan menjaga dari semua yg melalaikan.
Tapi jika kepekaan hilang dia akan terjebak dalam itu.
Saat tetangganya lapar dan tidak mempunyai apa apa untuk bisa makan, sementara tetangganya itu seorang muslim yang miskin dan menjaga diri dari meminta minta.
Karena hilangnya kepekaan maka yg mengaharamkan musik itu justru telah melakukan dosa luar biasa,dia tidur dalam keadaan kenyang sementara tetangganya kelaparan ( suara atau nada sendok beradu dengan piring terdengar nyaring oleh tetangganya yg lapar...jelas itu adalah nada atau musik yang sangat haram.
Saat kita merencanakan harus mengganti kendaraan motor kita dengan yang lebih bagus, sesungguhnya itu tidak masalah. Hanya saja ketika kita berbicara itu, ada sodara kita atau teman kita yg mendengar dengan senyum senyum manis, padahal dia sedang kebingungan harus kemana mencari dana untuk berobat keluarganya yang sedang sakit.
Atau dia sedang bingung harus membayar biaya sekolah anaknya yang harus dibayarkan dan jika tidak maka anaknya akan tidak bisa mengikuti pelajaran. Jika kepekaan itu hadir, tentu dia tidak akan berbicara tentang itu dihadapan orang lain.terlebih dia tidak bisa membantu .bagaiman bisa membantu toh dia tidak tahu,karena tidak peka.
Bahkan hal kecil yang sering kita lakukan dan abai terhadap kepekaan, acap kali kita bingung akan makan apa, karena banyak pilihan atau karena sudah bosan. Sungguh ini sangat menyakitkan ketika terdengar atau disaksikan oleh orang yang bingung harus makan apa, karena tidak ada yg bisa dimakan.
Saat kepekaan hilang atau tidak pandai merasa amalan kitapun ternyata jadi luka untuk orang yang lain. Saat kita berniat membantu orang lain, lalu kita banyak bertanya kepada orang itu (inilah itulah apa saja) bpertanyaan itu bisa jadi menyinggung perasaan orang itu.
Kita kita memberi, lalu kita meminta dokumentasi dengan memotonya ,tidak mustahil itu akan sangat menyakitkan orang yang kita bantu, ya walau itu untuk pertangungjawaban, jika itu hasil urunan (karena kepekaan atau beramal dengan rasa belum hadir kepada kita semua)
Bisa saja ketika kita menjadi panitia pengumpulan dana untuk amal, lalu kemudian diwaktu yg sama kita membeli barang mewah, padahal itu uang kita pribadi, bisa saja ini jadi masalah. Maka kalo kita peka atau pandai merasa, kita akan menilai waktu saat ini belum tepat untuk membeli barang yg kita suka.
Bahkan ada hal remeh yang kalo tidak kita gunakan ke pekaan atau rasa, itu membuat orang kecewa. "Saat kita diberi sesuatu oleh orang lain, kita lupa berterimakasih dengan senyuman, atau kita memasang muka dingin karena tidak suka dengan yg diberikan.”
Banyak hal dalam beragama dan berkehidupan yang mengharuskan mengoptimalkan kerja kepekaan atau pandai merasa dalam pelaksanaanya.
Tentu tulisan inj tidak akan banyak memberi contoh.
Yuk kita pandai merasa!
Iseng iseng kita baca kisah potong hewan kurban di Kudus, mengapa kerbau lebih diutamakan dibanding sapi???
postingan tanam cabe dong.. ditunggu yaa
ReplyDelete